Monday, December 4, 2017

Terlibat Purnama di Tangkai 12; pacta sunt servanda...!

Malam ini tampak teduh setelah hujan menyisakan bekas-bekas air dari petang tadi. Sisa awan sambil menghilang. Maka Purnama-lah yang kejora di langit malam ini di tangkai 12 (bulan desember) dan ranting 3 berganti 4 (pergantian tanggal masehi 3 ke 4) tepat hari minggu. Esok rutinitas kembali seperti semula dan seharusnya malam menjadi saat istirahat. Beberapa, yang masyarakat malam saat ini terpaksa tidak mengindahkan formalitas dan rutinitas, mereka mencari nafkah, layaknya bunyi-bunyi kodok di barangka, suara-suara yang perlahan bergema dan semakin kecil. Pada tengah malam seperti ini, beberapa bunyi yang setiap harinya tidak menyita pendengaran kadang mengaung ke ruang nonton dan menyelinap masuk ke kamar, detak jarum jam dan air menetes di kamar mandi, keduanya memaksa ditafsirkan. Suasana seperti ini, pada saat kecil dahulu menjadi momen yang paling mengerikan. Saat kini, suasana ini yang paling menenangkan.

Bersama Purnama, terlibat dalam perbincangan seluas langit malam. Antares dan beberapa benda langit bermagnitudo kecil, tak akan muncul kali ini dikuasai dominasi cahaya Purnama yang juga memaksa ditafsirkan. Tapi kami tidak membicarakan tentang cahaya dan seberapa lux kekuatannya yang mengklaim benda langit lain, saya rasa mereka lebih paham dengan keberadaan masing-masing. Bersama Purnama terlibat pembicaraan gunung-gunung tektonik dan beberapa gunung vulkanik yang aktif, flora dan fauna, piala dunia tahun depan yang telah ramai saat ini, konferensi meja bundar, rambo dan dollar yang perkasa, obat maag, lelaki canggih metropolitan, belalang itu bernama "boto-boto", kisah-kisah abad lalu, masyarakat teritorial dan masyarakat genealogis, bumi ini bulat atau datar dan lain sebagainya.

Tibalah kami pada pertentangan kecil, selanjutnya kami terlibat perdebatan panjang dan luas hanya karena perbedaan sudut pandang. Yang satu memandang dari bumi dan satunya memandang dari langit. Hal ini menimbulkan defenisi substansial pada tiap sudut pandang yang berbeda, tapi kami terpaut dalam perjanjian dan "pacta sunt servanda" (janji harus ditepati), janji itu ialah walau berbeda sudut pandang tapi silaturahmi tetap jalan, hehe. Maka kami tak perlu saling benci diluar perdebatan ini.

Lintasan Purnama telah berubah beberapa derajat, walau angin kadang tergesa-gesa melewati telinga dan leherku, membangunkan bulu roma disekitaran situ. Sambil menarik kesimpulan, saya pun pamit untuk beralih ke pekerjaan yang beberapa hari lagi deadline. Dan Purnama masih dengan mata yang berbinar mengintip dari jendela yang sengaja tak berkain. see you later bro...!


No comments:

Post a Comment